Kamis, 17 Februari 2011

Rabu, 09 Februari 2011

KISI-KISI SOAL UN 2011

30. GEOGRAFI SMA/MA (PROGRAM IPS)

NO
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
INDIKATOR SKL
Indikator Soal
Materi Pokok
Kelas/SmtNo
Soal
No. Soal
1.
Mendeskripsikan hakikat, objek, ruang lingkup, prinsip, konsep, aspek dan pendekatan geografi.
Menentukan penggunaan prinsip dan konsep dasar geografi dalam rangka pengkajian geosfer di muka bumi.
Disajikan suatu kasus, siswa dapat mengidentifikasi prinsip dasar geografi.

Disajikan suatu kasus, siswa dapat menerapkan konsep  dasar geografi.


Prinsip  Geografi
Konsep Geografi
X/1
1



2
Menentukan aspek dan pendekatan geografi dalam rangka pengkajian geosfer di muka bumi.
Disajikan suatu kasus, siswa dapat menentukan pendekatan geografi yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

Pendekatan  Geografi
X/1
3.
2.
Menganalisis sejarah pembentukan bumi, tata surya, dan jagad raya.
Mengidentifikasi proses dan bukti-bukti pembentukan bumi.
Disajikan skema , siswa dapat mengidentifikasi karakateristik lapisan bumi
Pembentukan Bumi
X/1
4.







Siswa dapat mengidentifikasi bukti-bukti pergerakan lempeng tektonik
Teori tektonik lempeng
X/1
5

Mendeskripsikan proses pembentukan tata surya







Siswa dapat menjelaskan proses pembentukan tata surya yang didukung oleh teori yang sesuai
Teori terjadinya tata Surya: bahan dasar planet.
X/1
6
Menganalisis proses pembentukan jagad raya.




Mengidentifikasi tata surya dan jagad raya.
Siswa dapat mengidentifikasi bahan dasar terbentuknya jagad raya.



Siswa dapat mengidentifikasi bahan kimia/fisika dari salah satu anggota tata surya
Bahan dasar jagad raya





Bahan dasar tata surya, elongasi planet.
X/1





X/1
7





8
3.
Menganalisis dinamika unsur-unsur geosfer serta kaitannya dengan kehidupan manusia.
Menganalisis fenomena yang terjadi di lithosfer dan kaitannya dengan kehidupan manusia.
Disajikan contoh batuan, siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis batuan.


Disajikan gambar bentang alam di suatu daerah, siswa dapat mengidentifikasi jenis gerakan tektonik pada daerah tersebut

Disajikan data, siswa dapat mengidentifikasi material yang dikeluarkan gunung api.

Siswa dapat menentukan waktu gelombang sekunder suatu gempa.



Disajikan data sikap-sikap dalam menghadapi bencana alam, siswa dapat menentukan sikap yang harus dilakukan pada saat dan sesudah terjadinya bencana alam.


Siswa dapat mengidentifikasi
bentuk muka bumi sebagai dampak sedimentasi




Jenis batuan.




Jenis patahan dan lipatan




Material yang dikeluarkan gung api.


Seisme





Mitigasi Bencana
: gempa bumi.






Bentukan hasil tenaga eksogen.
X/1




X/1




X/1



X/1





X/1







X/1
9




10




11



12





13







14
Menganalisis fenomena yang terjadi di  pedosfer dan kaitannya dengan kehidupan manusia.
Disajikan ciri – ciri tanah,siswa dapat mengidentifikasi jenis tanah di Papua dan Kalimantan
Penyebaran tanah di Papua dan Kalimantan
X/1
15
Menganalisis fenomena yang terjadi di atmosfer dan kaitannya dengan kehidupan manusia.
Disajikan gambar pelapisan udara ( atmosfer ),siswa dapat menentukan manfaat  pada lapisan tertentu.

Siswa dapat menentukan tipe iklim menurut salah satu ahli (Schmidt-Ferguson).

Siswa dapat memprediksi tipe iklim menurut Koppen.



Disajikan peranan cuaca dan iklim dalam kehidupan manusia, siswa dapat menyebutkan manfaat atmosfer.
Lapisan-lapisan atmosfer




Tipe-tipe iklim dari para ahli.







Manfaat atmosfer
X/2




X/2



X/2




X/2
16




17



18




19



Menganalisis fenomena yang terjadi di hidrosfer dan kaitannya dengan kehidupan manusia.
Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi  air tanah.

Disajikan karakterisitik penampang memanjang sungai, siswa dapat mengidentifikasi ciri cirinya sungai di bagian hulu, tengah dan hilir sungai  


Disajikan gambar morfologi dasar laut,siswa dapat mengidentifikasi salah satu dari morfologi tersebut.
Air tanah




Penampang memanjang sungai





Morfologi dasar laut


X/2




X/2






X/2
20




21






22
Mendeskripsikan keanekaragaman flora dan fauna di muka bumi sebagai potensi pendukung kehidupan.
Disajikan data ciri-ciri hutan berdasarkan iklim,siswa dapat menentukan jenis hutan tersebut.

Disajikan peta persebaran fauna dunia,siswa dapat menentukan letak wilayah persebaran fauna.

Disajikan data contoh hewan di Indonesia,siswa dapat menentukan jenis hewan yang ada di wilayah Indonesia bagian barat,tengah dan timur.
Persebaran vegetasi dunia dan Indonesia.



Persebaran fauna di dunia.




Persebaran hewan di Indonesia bagian barat, tengah dan timur.
XI/3




XI/3




XI/3


23




24




25
Mendeskripsikan fenomena/permasalahan kependudukan.
Disajikan data kependudukan suatu daerah, siswa dapat menghitung jumlah penduduk daerah pada tahun tertentu .

Disajikan gambar piramida penduduk,siswa dapat menentukan upaya yang dilakukan pemerintah sehubungan dengan model piramida tersebut.

Disajikan data kependudukan suatu wilayah,siswa dapat menentukan rasio jenis kelamin di wilayah tersebut.

Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis migrasi penduduk.
Prtoyeksi jumlah penduduk




Arti dan makna beberapa piramida penduduk.





Rasio jenis kelamin.




Migrasi penduduk.

XI/3




XI/3






XI/3




XI/3
26




27






28




29
4.
Menganalisis sumber daya alam serta kaitannya dengan kehidupan manusia.
Mendeskripsikan pemanfaatan sumber daya alam untuk mendukung kegiatan ekonomi penduduk.
Siswa dapat memberikan contoh pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat mendukung kegiatan ekonomi penduduk
SDA
XI/3
30





5.
Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.
Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.
Siswa dapat memberikan contoh tindakan yang mencerminkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan.
Lingkungan Hidup
XI/4
31
Mengkaji lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
Siswa dapat menyebutkan upaya untuk mengembalikan kelestarian hutan dan lingkungan secara berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan.
XI/4
32





6.
Menganalisis keterampilan dasar peta/pemetaan dalam memahami fenomena geosfer.
Menerapkan keterampilan dasar pemetaan pada pembuatan peta.
Disajikan beberapa contoh peta,siswa dapat menentukan jenis peta berdasarkan contoh tersebut.

Disajikan gambar peta topografi,siswa dapat menyimpulkan  tingkat rapat renggangnya garis kontur.


Disajikan dua gambar peta dengan wilayah yang sama,siswa dapat menghitung skala pada salah satu peta.

Disajikan gambar proyeksi peta,siswa dapat menentukan jenis proyeksi peta tersebut.
Jenis-jenis peta




Kontur





Skala peta




Peta
XII/5




XII/5





XII/5




XII/5
33




34





35




36
Menganalisis penggunaan peta untuk penentuan lokasi kegiatan ekonomi penduduk.
Disajikan gambar tata guna lahan,siswa dapat menentukan lokasi untuk salah satu jenis pabrik.
Lokasi penempatan industri dari tata guna lahan yang ada.
XII/5
37
7.
Menganalisis pemanfaatan citra penginderaan jauh dan SIG sebagai media informasi fenomena geosfer.
Menginterpretasi pemanfaatan Penginderaan Jauh sebagai sumber informasi fenomena geosfer.
Disajikan gambar hasil penginderaan jauh,siswa dapat mengidentifikasi objek yang tergambar pada citra.

Siswa dapat mengidentifikasi manfaat penginderaan jauh.
Citra inderaja




Manfaat inderaja
XII/5




XII/5
38




39
Mendeksripsikan Sistem Informasi Geografi sebagai media informasi fenomena geosfer.
Siswa dapat menentukan pemanfaatan sistem informasi geografi dalam berbagai kehidupan.

Siswa dapat mengurutkan tahapan kerja dalam SIG.
Manfaat SIG




SIG
XII/5




XII/5
40




41
8.
Menganalisis wilayah dan pewilayahan di dunia.
Mendeskripsikan pola keruangan dan interaksi desa-desa/desa-kota/kota-kota.
Siswa dapat menyebutkan unsur pembentuk desa.


Disajikan ciri-ciri desa,siswa dapat membedakan desa swadaya,desa swakarya dan desa swasembada.

Siswa dapat  mengidentifikasi tahapan perkembangan kota menurut Lewis Munford.

Disajikan gambar ,siswa dapat mengidentifikasi salah satu teori tata ruang kota(teori inti berganda).

Disajikan data keadaan jumlah penduduk dari dua kota, dan jarak kedua kota,siswa dapat menentukan titik henti.



Siswa dapat menyebutkan pengaruh negatif interaksi desa – kota bagi penduduk desa.

Siswa dapat menyebutkan wilayah pembangunan utama di Indonesia.
Pola Keruangan Desa-Kota



Pola Keruangan Desa-Kota




Pola Keruangan Desa-Kota



Pola Keruangan Desa-Kota




Interaksi Desa – Kota






Interaksi Desa – Kota



Wilayah dan Perwilayahan
XII/6



XII/6




XII/6



XII/6




XII/6






XII/6



XII/6
42



43




44



45




46






47



48
Mendeskripsikan karakteristik negara berkembang dan negara maju.
Siswa dapat menyebutkan karakteristik negara berkembang dan negara maju.

Siswa dapat mengidentifikasi kelompok negara G8.
Negara Maju dan Negara Berkembang


Negara Maju dan Negara Berkembang
XII/6



XII/6
49



50










Sabtu, 08 Januari 2011

Korupsi di Negeri Mafia

Korupsi di Negeri Mafia

Alkisah, diakhirat nanti akan ada jam dinding setiap negara. Jam dinding ini tidak berfungsi untuk menunjukkan waktu dinegara yang bersangkutan, tetapi menujukkan tingkat korupsinya. Semakin cepat jarum jamnya berputar, maka semakin tinggi tingkat korupsinya. Akhirnya datanglah orang Indonesia dan berusaha mencari jam dinding negaranya. Karena tidak menemukannya, ia bertanya dengan sang malaikat, dimanakah jam dinding Indonesia. Sang malaikat pun menjawab, mohon maaf jam negara anda tidak kami letakan disini, tetapi pakai sebagai kipas angin.

Cerita di atas hanyalah sekedar anekdot, tetapi bisa jadi kenyataan jika yang Maha Kuasa menghendaki. Alangkah malangnya Indonesia. Perilaku korup dinegeri ini seakan sulit dihilangkan. Mulai dari oknum Kades, Camat, Bupati, Gubernur, bahkan Menteri pun masuk hotel prodeo karena menilap uang negara yang notabenya adalah uang rakyat. Tidak peduli itu anggaran pendidikan, kesehatan atau haji, jika masih ada yang bisa di markup atau bisa disunat berapa persen pun tidak masalah, yang penting menambah kekayaannya. Mereka yang diparlemenpun seakan tidak jauh berbeda hobinya, melakukan korupsi berjamaah tanpa malu. Kini masyarakat tinggal berharap kepada aparat penegak hukum untuk memberantas para koruptor sampai keakar-akarnya. Namun sayangnya, diantara para pendekar hukum kita berkeliaran para mafia hukum yang juga terlibat dalam lingkaran korupsi. Bagaimana mungkin kita berharap koruptor diberantas oleh koruptor. Yang terjadi justru mereka akan saling melindungi dan tetap pada cita-citanya, memperkaya diri sendiri dan kelompoknya.

IPK Mandeg !!!


Mandeg, atau mungkin bisa dikatakan tidak ada progress yang menggembirakan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Hal ini berdasarkan skor indeks persepsi korupsi (corruption perception index/CPI) 2010 yang dirilis oleh Transparency International (TI). Indonesia mendapatkan skor CPI yang tidak beranjak dari tahun kemarin, yaitu 2,8. Skor maksimal dalam CPI adalah 10 (terbaik). Artinya skor 2,8 menunjukkan kinerja pemberantasan korupsi di Indonesia masih buruk. Berdasarkan urutan negara, kita berada pada urutan 110 dari 170 negara. Ditingkatan Asia Tenggara, kita kalah dengan negara tetangga Malaysia (4,4) dan bahkan Singapura yang mendekati skor terbaik (9,3). Namun demikian kita masih ada di atas Vietnam (2,7) dan Myanmar (1,4).

Sebenarnya Indonesia sudah memiliki cukup banyak peraturan pemberantasan korupsi. Tidak sedikit pula institusi-institusi hukum lengkap dengan para penegak hukumnya diciptakan, bahkan dibuatkan KPK dan terakhir ada Satgas Mafia Hukum yang sibuk kesana kemari untuk memburu mafia-mafia hukum. Berbagai sosialisasi anti korupsi pun terus digalakkan dan kurikulum pendidikan juga menjadi sasarannya. Setiap tahun pada hari ini pun para aktivis anti korupsi teriak-teriak meminta pemberantasan korupsi. Namun, sampai detik ini, korupsi justru makin menjadi, makin canggih dan makin besar uang yang dikeruk.

Pencegahan dan Pemiskinan



Dalam kebijakan penanggulangan kejahatan, langkah strategis yang seharusnya ditempuh adalah aspek pencegahan. Meskipun aspek penindakan yang sifatnya represif juga diperlukan. Namun dengan praktek korup yang sudah luar biasa, upaya pencegahan sangat penting dilakukan agar budaya korupsi sedikit demi sedikit terkikis dan kita dapat menciptakan generasi anti korupsi. Upaya pencegahan selama ini sebenarnya sudah coba dilakukan, namun pelaksanaannya belum serius dan masih mendapat posisi kedua dalam penanggulangan korupsi. Kita lebih banyak melakukan upaya represif, yang sebenarnya tidak menghapuskan sebab-sebab terjadinya korupsi.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti kewajiban bagi pejabat publik untuk melaporkan kekayaannya pada saat sebelum dan sesudah menjabat. Kewajiban ini harus disertai dengan sanksi yang jelas dan tegas. Kemudian menerapkan sistem pembuktian terbalik kepada para pejabat jika kekayannya diluar kewajaran yang seharusnya. Disamping itu, perlunya pengawasan yang ketat dan berlapis terhadap proses pengadaan barang dan jasa dan pelaksanaan proyek pembangunan serta hibah dari anggaran APBD di daerah-daerah. Berbagai hal ini kiranya dapat menjadi senjata pencegah kepada siapa pun yang ingin korupsi. Kemudian sanksi yang tegas dan berat bagi para koruptor harus dilakukan, sehingga menimbulkan efek “ketakutan” bagi yang baru mau memulainya.

Bagaimana dengan ide memiskinan ? Ide ini harus segera dituangkan dalam regulasi pemberantasan korupsi. Ketentuan yang ada selama ini hanya sanksi denda dan pengembalian hasil korupsi saja. Hasilnya, tidak efektif. Perlu ada sanksi pemiskinan guna menimbulkan efek jera yang luar biasa. Korupsi merupakan extraordinarycrime (kejahatan luar biasa), sehingga perlu penanganan yang luar biasa dan sanksi yang luar biasa pula. Pemiskinan tidak hanya pelaku, tetapi harus mampu memutus semua jaringan korupsinya. Karena jika tidak, koruptor yang dimiskinkan tetap kaya karena dia dibackup oleh jaringannya diluar, seperti Gayus, walaupun sudah diblokir rekeningnya masih mampu pelesiran ke Bali dengan bebas.

Korupsi Babel ???


Satu dasawarsa Propinsi Kepulauan Babel, tidak hanya menujukkan kemajuan diberbagai bidang, tetapi juga berbagai permasalahaan termasuk tingginya angka korupsi. Pada periode Januari – September 2010, Kejati bersama jajarannya Kejari se-Babel sedang menangani kasus korupsi sebanyak 107 perkara, dengan 70 kasus pada tahap penyidikan dan 37 kasus pada tahan penuntutan. Beberapa kasus besar yang saat ini sedang diperiksa, seperti kasus korupsi dengan modus SPPD fiktif di Disperindag Propinsi, kasus dugaan korupsi proyek sumur di Distamben Propinsi dan dugaan korupsi berjamaah berupa gratifikasi yang yang menjerat 25 mantan anggota DPRD Kota Pangkalpinang periode 1999-2004 dalam kasus gratifikasi senilai RP 1,25 miliar yang berasal dari dana administrasi proyek APBD Kota Pangkalpinang tahun 2003 dan 2004.

Tingginya angka korupsi di Babel sepertinya sejalan pula dengan hasil survey Indeks Persepsi Korupsi yang dilakukan Transparency International Indonesia 2010 terhadap 50 kota besar di Indonesia, dimana Kota Pangkalpinang hampir menempati diururan buncit, yaitu ke 43 dengan skor 4,13. Posisi sepuluh besar terburuk ini tentunya sangat memperihatinkan. Skor tersebut menunjukkan bahwa para pelaku bisnis menilai bahwa perilaku korup masih lazim disektor-sektor publik. Kemudian upaya pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dalam pemberantasan korupsi belum serius. Perlu ada perbaikan dan sinergi kedepan, antara pemerintah daerah, kepolisian, kejaksaan, peradilan dan institusi-institusi publik lainnya agar menghilangkan praktek-praktek suap, pungli dan lain-lain, sehingga indeks persepsi korupsi tahun dapat menempati urutan terbersih, seperti yang ditempati Kota Denpasar saat ini.

Banyaknya kasus korupsi yang ditangani di atas, Kejati Babel mendapat peringkat pertama dalam hal penanganan tindak pidana korupsi seluruh Indonesia. Prestasi ini perlu kita apresiasi dan dukung agar upaya pemberantasan korupsi di propinsi ini terus dilakukan tanpa pandang bulu. Disamping itu, partisipasi dan kontrol dari masyarakat, LSM, media dan perguruan tinggi juga sangat penting, agar upaya penegakan hukum ini tidak keluar dari rel yang seharusnya. Masyarakat berharap penanganan kasus tersebut dilakukan secara serius dan tidak ada aparat penegak hukum kita yang bermain uang dibalik kasus-kasus tersebut. Usut tuntas semua perkara dan seret semua yang terlibat, baik itu bawahan maupun atasannya. Keberhasilan aparat penegak hukum akan mengembalikan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum, khususnya dalam pemberantasan korupsi. Paling tidak ada mafia hukum di Babel ini. Semoga….Dwi H

W A K TU D U N I A