Selasa, 14 Februari 2023
Antara Citra diri, Jatidiri dan Peran anda
Manusia di ciptakan sama dan serupa dengan citra Allah. Sebagai manusia yang memiliki citra Allah, sudah pasti bahwa sebetulnya banyak sekali sifat-sifat positif yang ada di dalam diri kita. Namun apakah selama ini kita telah berusaha untuk mengekspresikan sifat-sifat baik ini ke permukaan ?.
Memang sudah selayaknya kita mengadopsi sifat-sifat positif sebagaimana yang di miliki oleh sang Pencipta kita – Tuhan, dengan mengadopsi sifat-sifat yang positif itu, maka akan terjadi keserupaan antara kita dengan yang menciptakan kita. Jika keserupaan itu telah terbentuk, secara otomatis kita akan hidup di dalam Dia, dan Dia akan hidup di dalam diri kita. Dan pada akhirnya perilaku kita akan serupa dengan perilaku Dia. Kita tentunya akan berprilaku yang positif – maksudnya perbuatan-perbuatan kita akan baik, tidak merugikan orang lain , tidak menyakiti orang lain dan lain sebagainya – dan setiap tindakan atau perbuatan yang kita lakukan akan menjadi berkat buat orang lain.
Apa yang kita kerjakan sehari-hari, misalkan sebagai perawat, sebagai sopir, sebagai manager, sebagai pejabat, sebagai pengusaha, itu semua adalah peran-peran kita di dunia ini, bukan jati diri kita yang sebenarnya. Sebab jati diri itu tidak tampak secara kasat mata, namun hidup di dalam diri kita, dan bisa kita rasakan, serta bisa di ekspresikan.
Sekali lagi, Jati Diri bukanlah apa yang anda kerjakan saat ini, namun merupakan sifat-sifat baik yang universal, dan sifat-sifat baik yang universal inilah yang sebetulnya sifat-sifat dari Tuhan, sifat-sifat ini yang perlu kita adopsi dan di internalisasikan di dalam diri kita sehingga kita menjadi serupa dengan Dia. Sifat-sifat baik yang universal ini antara lain seperti : perasaan kasih sayang, sabar, suka memberi, setia, murah-hati, memaafkan, kebaikan, lemah-lembut, jujur, percaya diri , semangat dan masih banyak yang lainnya.
Jadi, sebetulnya jati diri kita yang sesungguhnya adalah sifat-sifat seperti kasih sayang, suka memberi, setia, lemah lembut, percaya diri, semangat dll.
Setiap orang sudah pasti memiliki suatu Citra Diri. Citra adalah gambaran yang dapat di lihat secara kasat mata, dan apa yang dapat di lihat adalah perilakunya. Perilaku seseorang adalah pantulan dari isi pikiran seseorang. Oleh sebab itu apa yang di pikirkan oleh seseorang, suatu saat dia akan bertindak atau berprilaku seperti apa yang di pikirkan nya itu. Citra Diri anda merupakan Persepsi yang tertanam dan terpelihara di dalam Benak orang lain, maksudnya orang akan mengenali diri anda lewat perilaku-perilaku yang anda tampilkan sehari-hari. Apakah orang akan menyukai anda atau menolak anda, tergantung dari perilaku-perilaku anda sendiri. Bila anda menampilkan perilaku yang baik, tentu orang-orang di sekeliling anda akan menyukai nya, sebaliknya bila perilaku anda buruk, pasti tidak ada yang mau mendekat dengan anda.
Di atas telah saya sampaikan bahwa perilaku seseorang adalah pantulan dari isi pikirannya, jika anda ingin menjadi orang yang baik tentunya anda harus terlebih dahulu membangun citra-citra yang positif, dan ini harus kita bentuk dahulu di dalam pikiran kita, sebelum perilaku yang baik itu muncul ke permukaan. Bila citra yang positif ini sudah terbentuk di dalam pikiran, kita akan secara otomatis berprilaku seperti citra-citra yang sudah ada di dalam pikiran itu.
Citra diri perlu untuk di bangun atas dasar kebenaran yang universal, sehingga menjadi sehat, kokoh dan kuat. Untuk membangun suatu citra diri yang sehat, kokoh dan kuat ini, tidak ada hal lain selain kita harus mengadopsi sifat-sifat baik yang universal sebagaimana telah di sebutkan diatas, seperti sifat kasih sayang, sabar, jujur dan lain sebagainya. Kalau kita menanam sifat kasih sayang pada diri kita – pikiran , maka perilaku kita akan serupa dengan pikiran itu. Ini memang sudah hukumnya, apa yang di tanam, dialah yang akan tumbuh.
Sekarang ambil keputusan : anda ingin menjadi apa ? menjadi orang baik atau menjadi orang buruk, ini pilihan anda. Apa yang anda pilih itulah kehidupan yang akan anda jalani. Setiap pilihan tentu membawa konsekuensinya sendiri, bila anda telah menetapkan pilihan dan memutuskannya, maka anda harus bertanggung jawab atas pilihan itu.
Baik, saya percaya tentu anda ingin menjadi orang yang baik, bukan ? kalau ini sudah menjadi keputusan anda, anda harus mengadopsi sifat-sifat baik yang universal seperti di sebutkan diatas dan menginternalisasikan agar menjadi diri anda, menetap di dalam diri anda, sehingga Dia hidup di dalam diri anda, dan anda hidup di dalamNya.
Ambillah satu sifat, misalkan “ kesabaran “. Buatlah perenungan tentang kata ini, lihatlah di dalam mata pikiran anda, seperti apa sikap dan perilaku orang yang sabar itu. Temukan gambaran-gambaran yang pas dan sesuai dengan keinginan anda ketika anda membayangkan. Bila anda telah menemukan gambaran yang pas dan cocok dengan keinginan anda, tahan gambaran itu di dalam pikiran anda, agar meresap sampai ke bawah sadar anda. Ulangi terus-menerus penggambaran mental ini sampai anda bisa merasakan bahwa gambaran itu hidup di dalam diri anda, maksudnya anda sudah merasa bahwa anda sudah seperti gambaran itu dan anda sudah yakin bisa beprilaku seperti itu.
Agar anda benar-benar bisa berprilaku sebagai orang yang sabar, anda tentu harus bertindak dengan mempraktekkan secara langsung dalam aktivitas anda sehari-hari. Ketika pikiran, perasaan dan tindakan anda sudah selaras atau menyatu, maka anda benar-benar sudah menjadi orang yang sabar.
Selanjutnya programlah sifat-sifat baik yang lain, lakukan sama sepeti penjelasan ini. Bila sudah banyak sifat-sifat baik yang anda tanamkan pada citra diri anda, maka citra diri anda itu otomatis akan menjadi baik, dan semakin baik citra diri anda, akan semakin banyak orang mau berhubungan atau mendekatkan diri dengan anda, inilah yang nantinya akan menjadi keuntungan-keuntungan buat diri anda.
Kalau anda mengikuti tulisan ini dengan seksama, anda akan tahu bahwa antara citra diri dengan jati diri, tidak ada perbedaannya. Keduanya adalah sama.
Jati diri seseorang sebetulnya adalah sifat-sifat baik yang universal, demikian juga seharusnya Citra diri kita mencerminkan sifat-sifat baik yang universal itu.
Saya kutip kembali kalimat diatas, Manusia di ciptakan sama dan serupa dengan citra Allah, kalau kita memahami benar kalimat ini, kita akan tergerak untuk mengubah citra-citra negatif yang selama ini masih ada di dalam diri kita. Dengan mengubah citra diri semakin positif, percayalah, manfaatnya pasti dapat anda rasakan sendiri.
Apa peran-peran anda saat ini, apakah anda seorang sopir, seorang manager, seorang pebisnis, seorang direktur, seorang pejabat, landasilah peran-peran anda ini dengan sifat-sifat baik yang universal. Tampilkan citra diri yang positif, sehingga akan menarik di mata orang lain. Dengan menampilkan citra-citra yang positif dalam peran-peran anda, sebetulnya anda membangun pondasi bagi keberhasilan anda sendiri – entah dalam pekerjaan, berbisnis atau dalam kehidupan anda. inginkan bahwa setiap tindakan anda bisa menjadi berkat bagi setiap orang, jika anda menginginkan ini, anda bisa melakukannya dan apa yang anda inginkan bagi orang lain, maka sesungguhnya anda menginginkan bagi diri anda sendiri.
Akhir kata, citra diri adalah jati diri kita, dan setiap perbuatan atau tindakan kita dalam pekerjaan, bisnis dan menjalani kehidudupan ini, seharusnya mencerminkan suatu citra yang positif, maka kita akan di kenali oleh ramai orang sebagai seseorang yang memiliki jati diri yang positif.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar